Ilustrasi
Beberapa hari yang lalu saya membaca berita online yang berisi ucapan
Prabowo, yang selalu dijadikannya sebagai materi kampanye pra 09 April 2014. Membacanya
membuat mataku terbelalak, ternyata ada kata-katanya yang menyudutkan “Sosok
Kecintaan Rakyat”. Prabowo yang konon kecewa kepada Megawati karena PDI Perjuangan
tidak melaksanakan point terakhir dari “Perjanjian Batu Tulis” yang intinya
mendukung dirinya menjadi Presiden RI pada Pemilihan Presiden 2014, tanpa beban
menuduh bahwa “pengkhianat” bercokol di partai berlambang banteng ini (sumber: baca di sini). Prabowo juga kerap mengatakan “masak singa dipimpin sama kambing?”.
(sumber: baca di sini).
Hingga anggapan Prabowo bahwa Jokowi merupakan Capres Boneka (sumber: baca di sini).
Nampaknya kata-kata Prabowo telah melampaui batas etika
kesantunan dalam komunikasi politik. Tidak ada manusia yang patut dihina
serendah itu. Hal tersebut dapat melukai perasaan para pendengarnya, paling mungkin bisa saja di antara
puluhan ribu penonton saat Prabowo berorasi di lapangan, terdapat pendukung
fanatik Jokowi yang keikutsertaannya hanya motif ekonomi
demi merengkuh rupiah menyambung hidup saat momen pesta rakyat seperti saat ini
(pemilihan legislatif), yang tentunya hal tersebut menurunkan dukungan rakyat kepada
Jendral Kopassus ini dan beralih bersimpati kepada Jokowi yang dicela, dicerca
habis-habisan oleh lawan-lawan politiknya, padahal Jokowi tidak memiliki
apa-apa selain kesederhanaan.
Tiba-tiba penulis dikejutkan oleh postingan gambar
seseorang yang membuat penulis hanyut dalam gelak tawa agak panjang. Penulis
baru sadar bahwa sosok capres boneka bukanlah Jokowi pujaan rakyat. Layak atau
tidaknya ia disebut sebagai capres boneka penulis kembalikan penilaian tersebut
kepada pembaca, karena pembacalah yang lebih pandai menilai.
Sumber: klik di sini
Baca Juga Artikel Terkait