Selasa, 30 Desember 2014

Penipuan yang sedang marak di Media Sosial

Malam ini ketika saya hendak memonitor perkembangan informasi media sosial, saya mendapati satu pesan dalam akun saya, yang setelah terbaca isinya rada aneh. Ada permintaan data pribadi dengan iming-iming sejumlah uang yang jumlahnya fantastis. Isinya meminta saya untuk mengirimkan informasi personal, menyiapkan diri untuk menerima dana (katanya begitu), ketika dana itu sudah di tangan maka saya diminta untuk mengirimkannya kembali kepada si pengirim.

Rencananya, balas jasa yang akan diterima sebesar 20% dari total $ 3,200,000 atau $ 640,000 (kira-kira Rp. 7.899.520.000,-). Ini terlalu mudah, ini terlalu menggiurkan, menawarkan uang banyak tetapi minim usaha kepada orang-orang yang tidak pernah ditemuinya bahkan tidak dikenalinya sekalipun. Keyakinan saya mengatakan ini ada apa-apanya.

Saya jadi teringat kisah-kisah yang pernah diceritakan oleh kompasianer tentang kejadian-kejadian serupa, ada yang telah berkomunikasi beberapa minggu lamanya hingga akhirnya dimintai bantuan sebagai tempat transfer uang tetapi karena satu dan lain hal, si kompasianer diminta untuk membantu mengirimkan uang untuk mempercepat proses transfer (beruntung si kompasianer tidak tergiur malah memanfaatkannya untuk menyelidiki pula).

Di zaman yang serba sulit ini manusia perlu kreatif dalam menciptakan sumber-sumber nafkah, tetapi dengan cara-cara seperti ini rasanya tidak layak untuk ditempuh. Sengaja saya kemukakan di media ini agar rekan-rekan kompasianer tahu dan bisa saling memberi tahu agar tidak ada yang terkena tipuan murahan semacam ini.

Belum lagi ketika melihat akun FB yang bertindak sebagai pengirim pesan, waduh, minim informasi jalinan interaksi di dalamnya sehingga dengan mudah saya simpulkan bahwa ini adalah akun palsu. Berikut saya tampilkan isi pesan yang ditujukan kepada saya.


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Apa khabar?

Sebelumnya saya minta maaf karena memilih media sosial ini untuk menghubungi anda.Saya tahu anda pasti terkejut mendapat pesan dari saya,karena sebelumnya kita tidak saling mengenal satu dan lainnya.Tapi keadaan memaksa saya untuk memberanikan diri menghubungi anda.

Saya memang hanya sedikit melihat profile anda tetapi hati saya merasa yakin anda bisa dipercaya untuk membantu masalah pribadi saya.Karena demi anakku satu satunya,saya berusaha keras mencari seseorang yang sungguh sungguh bisa saya percaya untuk membantu menerima dan mengamankan dana saya untuk sementara waktu,begitu bisa saya pindahkan di Indonesia.

Namaku INGE YULIANA TJANDRA,aku berasal dari Indonesia tapi sampai dengan saat kita berkomunikasi ini aku tinggal di Inggris.Aku menikah dengan seorang pria warga negara Amerika dan tinggal di Inggris.Kami di karuniai seorang anak perempuan,dan kami beri nama CLARA PUTRI MURPHY.Tetapi sekarang suamiku sudah meninggal karena kecelakaan udara di Brazil pada 7 Pebruari 2009.

Ayahku seorang warga negara Indonesia,tapi beliau hidup di Singapura dan bekerja sebagai seorang Pegawai Pemerintahan.Beliau menikah dengan seorang wanita warga negara Amerika dan kemudian mereka mempunyai seorang anak perempuan yaitu aku. Aku anak tunggal dari pernikahan kedua orang tuaku.Tetapi kemudian orangtuaku bercerai.Ibuku berencana membawaku pulang kembali ke Amerika bersamanya,tetapi ayah tidak mengijinkan. Setelah mereka bercerai,ibuku kembali ke Amerika dan aku meneruskan hidup berdua dengan ayah di Singapura.Beberapa tahun kemudian,ayahku pensiun dan ayah memutuskan kami kembali pulang ke Indonesia.Kami tinggal di Indonesia sampai aku dewasa.

Beberapa tahun setelah kami tinggal di Indonesia,ayah meninggal dunia karena sakit akibat bertengkar tentang suatu masalah harta dengan adik lelakinya.Dan beberapa bulan kemudian,aku mendapat khabar bahwa ibuku yang saat itu tinggal di Amerika,meninggal dunia. Setelah kematian ayah,hidupku menjadi tidak nyaman karena pamanku menolak untuk mengurus hidupku.Lalu,aku memutuskan untuk kembali ke Singapura serta mencari pekerjaan.Setelah beberapa tahun bekerja,aku bertemu dengan suamiku seorang warga negara Amerika,yang pada saat itu perusahaannya di Inggris mengirimkannya untuk bertugas ke Singapura.Kemudia kami menikah dan setelah suamiku menyelesaikan tugasnya di Singapura,dia membawaku pulang ke Inggris. Di sana kami benar benar merasakan hidup bahagia sampai dengan kecelakaan pesawat udara itu memisahkan dan membawaku jauh dari suamiku.

Setelah kematian almarhum suamiku,para kerabat almarhum suamiku seperti menjadi tulang di leherku,karena mereka ingin mewarisi dan menguasai seluruh harta kami,peninggalan suamiku.Uang kompensasi dari perusahaan almarhum suamiku atas insident kecelakaan tersebut.Juga tabungan hasil kami bekerja keras selama bertahun tahun. Setiap waktu,silih berganti mereka selalu mengusik kehidupan saya dan anak saya.Karena tekanan itulah,aku memutuskan untuk memindahkan tabungan dan uang peninggalan tersebut,sejumlah($ 3.200,000) dalam konversi tiga juta dua ratus dollar $ ke Negaraku Indonesia.

Jadi karena alasan seperti yang telah saya ceritakan itulah,secara pribadi saya memohon bantuan anda untuk bisa membantu saya menerima dana tersebut dan menyimpannya di Indonesia,setelah saya memindahkannya dari Inggris. Saya menawarkan 20% dari total dana yang terkirim untuk anda ambil sebagai kompensasi karena telah membantu saya,dan menyimpan 80% dana yang saya kirim untuk saya dan putri saya,sampai dengan saya mengambilnya nanti (dalam rencana saya,saya akan datang ke Indonesia 6 bulan setelah proses ini berhasil.) Saya menunggu jawaban anda secepatnya,atas permintaan saya ini. Dan apabila anda bisa dan mau membantu saya,saya membutuhkan data pribadi anda,antara lain:
  1. Nama Lengkap

  2. Umur

  3. Jenis Kelamin

  4. Nomor Telepon

  5. Alamat Lengkap

  6. Pekerjaan

  7. Fotocopy tanda pengenal/KTP.
Sekali lagi saya minta maaf karena telah mengganggu anda dengan persoalan pribadi saya.Bilamana anda merasa tidak nyaman untuk membantu dan bekerjasama dengan saya,tolong lupakan saja pesan dari saya ini.Tetapi jika anda bisa dan bersedia membantu serta menolong saya,saya mohon kirimkan data pribadi anda untuk menyiapkan berkas berkas yang diperlukan.Saya menunggu jawaban positif dari anda. Terimakasih sebelumnya dan salam hangat untuk keluarga anda. Wassalam. INGE.

Sabtu, 27 Desember 2014

Hal-Hal yang didiskusikan ketika Reuni Sekolah

Setiap beberapa tahun sekali para alumni dari sebuah sekolah biasanya akan mengadakan acara Reuni untuk melepas rindu kebersamaan dengan teman-teman seperjuangan dalam semangat “putih biru” atau “putih abu-abu“. Ajang berkumpul kembali ini tidak sama hal-hal yang didiskusikan dari waktu ke waktu, kira-kira demikian petikannya.

Reuni 10 Tahun, memakai seragam berwarna putih cemerlang.
Kalau sekarang saya sapa nona atau ibu? Sudah kerja di mana sekarang? Berapa besar gajinya? Masih adakah lowongan di tempat kerjanya? Minta tolong carikan lowongan kerja di kantornya ya? Gelar apa yang disandang sekarang? Dia masih ingatkah dengan saya? Masih maukah dia dengan saya yang sekarang ini? Wah, saya kira mereka jadian dulu! Itu dia bapak guru kejam yang suka menghukum kalau saya terlambat datang sekolah! Eh, bos bagaimana kabar, aman terkendali kah! (Pertanyaan yang terakhir ini biasanya ditujukan kepada rekan yang semasa sekolah dulu bertindak sebagai tukang pukul atau kepala geng yang suka berbuat onar di sekolah). Eh, ternyata si anu itu cowok playboy, bukan cuma si dia korbannya masih banyak lagi. Kapan menikahnya? Kok saya lupa diundang? Hey kamu, masih ada utangmu sama saya, ingat nggak waktu hari terakhir kita ketemuan di sekolah saat itu kamu lagi lapar dan nggak bawa uang, kamu kan aku pinjami supaya bisa beli pisang goreng jualannya bibi di kantin! Itu tuh si prety, kerjaannya dulu hanya berdan-dan, saban hari ulangannya dapat merah melulu!

Reuni 20 Tahun. Memakai seragam pakaian berwarna kuning atau jingga.
Sudah berapa tahun menikahnya? Berapa orang anaknya? Mobilnya beli di mana? Sudah menjabat sebagai apa sekarang? Kalau ada proyek panggil-panggillah!. Oh, sudah cerai rupanya! Ya ampun, jadi sampai sekarang kamu masih singgle sejak putus sama dia? Tinggal di mana sekarang? Bapak guru yang mengajar matematika waktu sekolahan baru saja meninggal! Dulu dia murid yang paling bodoh di kelas, sekang dia sudah jadi pengusaha sukses!. Itulah kalau suka membangkang pada orang tua, akhirnya seperti dia hidupnya sekarang tidak karu-karuan.

Reuni 30 Tahun. Memakai seragam pakaian yang berwarna ungu atau kelabu.
Sudah berapa orang cucunya sekarang? Kapan dia pindah? Dia selingkuh sama siapa? Berapa tekanan darahnya? Apa makanan yang kamu pantang? Apa makanan yang tidak boleh dimakan kalau sakit asam urat? Apa yang tidak boleh dilakukan sama orang yang sakit tekanan darah tinggi? Di mana alamat dokter itu, saya juga mau ke sana.Kenapa ya kalau saya kerja lama-lama selalu sakit kepala?

Reuni 40 Tahun. Memakai seragam berwarna hitam atau coklat.
Dia meninggal karena apa sakit apa? Kapan dia meninggal? Di mana dia dikuburkan? Bagaimana kabarnya sekarang? Saya dengar mereka menikah setelah istri dan suaminya meninggal, itupun karena dipertemukan sama anaknya masing-masing yang tahu cerita itu!. Tahun berapa mau rencana pensiun? Ada di mana sekarang si anu ya? Kalau ubanmu kamu cat pakai apa? Mari kita jenguk di rumahnya, dia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya!.

Film Pendekar Tongkat Emas; Mesin Waktu Membawa Kembali ke Masa Silam





Tanggal 20 Desember 2014, tepat 7 hari yang lalu saya menyempatkan diri pergi ke Gedung Setiabudi. Kehadiran saya di sana bukannya tanpa sengaja, tetapi karena diundang oleh Kompasiana untuk menjadi salah satu dari sekian ribu Kompasianer, untuk menjadi saksi dari dimulainya kembali era film kolosal tradisional khas nusantara melalui sajian film bercorak beladiri yang diberi judul “Pendekar Tongkat Emas”.

Diluncurkan di akhir tahun 2014 yang merupakan masa libur sekolah, libur natal, dan juga tahun baru menjadi salah satu pilihan hiburan keluarga yang anggotanya telah beranjak dewasa. Film ini menggambarkan salah satu sisi kehidupan manusia yang tidak bisa ditebak, hari ini patuh tetapi bisa jadi esok lusa berbalik menikam dari belakang.

Film ini diracik dengan apik oleh Ifa Isfansyah sebagai koki (sutradara), berbekal naskah dari Jujur Prananto. Ilustrasi musik dipunggawai oleh Erwin Gutawa dan alunan suara disumbangkan oleh Anggun, sedangkan produser ditempati oleh duo Mira Lesmana dan Riri Riza. Miles Production dipilih sebagai rumah produksi film ini. Film yang konon menghabiskan anggaran sebesar Rp. 25 Milyar ini tercatat secara masih telah melakukan publikasi secara luas di berbagai media. Rasanya film ini berhasil memenuhi aspirasi sebagian masyarakat pecinta film, yang berhasil keluar dari jawasentris sebagai isu utama dalam semua pembuatan film kolosal di Indonesia, serta sukses membuatnya tidak kalah menarik dibandingkan film-film bernuansa kontemporer yang tengah merebak.

Mesin Waktu
Saya mengatakannya sebagai mesin waktu membawa kembali ke masa silam karena selain menyuguhkan hiburan yang mengajak para penonton dalam menikmati jalannya cerita juga bentuk nostalgia akan bacaan juga tontonan kolosal yang pernah berjaya puluhan tahun silam di jagad enternainment Indonesia.

Masih terngiang dengan jelas bagaimana keperkasaan tokoh-tokoh idola yang dapat disaksikan dalam film Si Buta dari Goa Hantu, Wiro Sableng, Tutur Tinular, Titsan Darah Biru, Babad Tanah Leluhur, Saur Sepuh Satria Madangkara, Jaka Sembung, Jaka Tingkir, Angling Dharma, Sembara, dan lainnya. Membangkitkan rasa percaya diri sebagai seseorang yang berasal dari “Timur”, kawasan yang kaya akan tradisi etnik kuno yang tidak dimiliki oleh bangsa lainnya di luar sana.

Walaupun fiksi tetapi latar dan seting kisah yang dihadirkan tidak jauh dari kehidupan yang sebenarnya ada di masa silam, menghadirkan kenangan masa lalu yang tidak bisa diberikan oleh film-film masa kini yang postmodernisme. Duel tongkat dan tangan kosong dieksploitasi secara menarik sehingga menumbuhkan rasa dan asa untuk ingin kembali belajar seni bela diri yang beraroma alam masa lalu.

Panorama yang digambarkan dalam film ini adalah hijau, kuning, biru, merah, hitam, dan cahaya putih yang natural sebagai simbol kesahajaan yang hampir hilang. Sekilas tarian, nyanyian, kuda, serta kain khas bercorak Sumba Timur menjadi penghias yang semakin menambah kekentalan etnocimena sebagai paradigma yang tidak akan habis untuk dinikmati oleh para pecinta film lawas.

Sketsa Aktor
Banyak yang menyangka jika Nicolas Saputra sebagai Elang dalam film ini akan seromantis layaknya Rangga dalam “Ada Apa Dengan Cinta (AADC)”, tetapi dugaan itu meleset karena ternyata Nicolas Saputra berhasil menjadi sosok yang lebih jantan dengan tetap tidak menghilangkan ciri cool yang telah lama dibangunnya. Dalam film ini Elang merupakan seorang keturunan dari pemimpin perguruan tongkat emas, yang menguasai jurus Tongkat Melingkar Bumi.

Begitu pula dengan Eva Celia yang berperan sebagai Dara, ia merupakan pewaris sekaligus pelanjut tongkat estafet kepemimpinan di dalam padepokan silat. Tongkat Emas diberikan kepadanya sebagai simbol puncak kekuasaan dan kekuatan di perguruan ini. Dalam adegan demi adegan Eva terlihat telah menjelma menjadi gadis, dan sukses keluar dari gambaran gadis cilik yang selama ini melekat pada dirinya, jika membandingkannya dengan peran yang sudah-sudah dijalaninya saat mengikuti film pendek, Andriana, atau bintang iklan.

Reza Rahadian kebagian peran sebagai Biru, peran antagonis nan sentral yang selalu berkonflik dengan tokoh lainnya seperti Elang dan juga Dara. Reza yang dalam film sebelumnya seperti “Habibi dan Ainun” juga “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” terlihat penuh emosi, kali ini juga tetap menampakan emosi khas dirinya. Ambisi dan muslihat dibawakannya dengan karakter yang kuat dalam setiap scene terlihat menghidupkan aroma konflik yang menggigit.

Berperan sebagai Gerhana yang selalu setia mendampingi Biru, Tara Basro didaulat menempati posisi ini. Sosok yang pernah bermain dalam film “Catatan Harian Si Boy” dan “Make Money” ini dalam awal kisah terlihat sebagai murid yang kuat juga menaruh perhatian lebih kepada Biru. Belangnya baru diketahui ia bersama Biru menunjukan aksinya hendak mencelakai gurunya, Dara, juga Angin.

Sebagai murid perguruan termuda dengan nama Angin, Ariah Kusumah memiliki kecepatan gerakan secepat namanya. Ia merupakan pendatang baru, menyaksikannya di layar ini mengingatkan kita akan petualangan dua sosok pendekar cilik dalam film China “Shaolin Popey”. Di film ini ia berperan sebagai tangan kiri sang guru pemilik tongkat emas, juga adik yang setia mendampingi kakak seperguruan yang mendapat amanah menjaga tongkat emas. Kegigihan, ketabahan, kesabaran, dan kekuatan yang luar biasa ditampakannya ketika mendapat serangan bertubi-tubi demi mempertahankan keyakinannya dan mengorbankan dirinya untuk kepentingan yang dianggapnya lebih berharga dari dirinya. Film ini adalah film kolosal pertama yang diperankannya, keseriusan menjalani perannya layak mendapat apresiasi.

Christine Hakim yang didaulat sebagai Cempaka membawakan laku yang sederhana tetapi anggun juga sarat aura kewibawaan pemimpin perguruan tongkat emas. Gerakannya terlihat lamban, tetapi efek yang ditimbulkan akibat jurus-jurusnya tidak bisa dianggap main-main. Murid-muridnya seperti Biru, Angin, Dara, dan Gerhana dilatihnya untuk selalu awas terhadap siapapun termasuk kepada dirinya sendiri. Tetapi nasihat darinya harusnya lebih berguna kepada dirinya karena ternyata pelan tetapi pasti ia telah diracuni oleh kedua murid terkuatnya. Artis senior yang telah membintangi segudang film Indonesia ini pun dalam perannya harus berakhir tragis karena mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan dua muridnya dari upaya pembunuhan Biru dan Gerhana.

Beberapa pendukung lainnya seperti Darius Sinatra yang berperan sebagai Naga Putih saat masih muda, Prisia Nasution yang menjalankan lakon sebagai Cempaka saat muda, Slamet Rahardjo sebagai anggota Dewan Datuk Bumi Persilatan, Whani Dharmawan sebagai Pimpinan Perguruan Sayap Merah, serta Landung Simatupang sebagai Guru sekaligus yang telah menurunkan ilmu Tongkat Emas Melingkar Bumi kepada Cempaka muda dan Naga Putih muda.

“Waktunya Telah Tiba”
Dara, Biru, Gerhana, dan Elang adalah empat murid dari perguran silat Tongkat Emas. Keempat murid tersebut tidak berlatih karena proses seleksi penerimaan murid sebagaimana yang lazimnya berlaku, tetapi karena rasa penyesalan sang guru karena orang tua mereka telah dibunuh olehnya, akibat kerasnya kehidupan di dalam dunia persilatan yang harus dijalani oleh orang berilmu seperti dirinya.

Ringkas kisah, Cempaka sebagai pimpinan perguruan silat Tongkat Emas merasa telah tiba saat yang dinanti-nanti, yakni menyerahkan Tongkat Emas simbol kekuasaan sekaligus pemilik yang nanti akan meneruskan jalannya perguruan silat Tongkat Emas kepada muridnya yang terpilih. Nampaknya Cempaka tidak melihat siapa murid yang paling cekatan di antara keempat asuhannya, tetapi yang hatinya seirama dengannya. Dara sebagai murid yang terlemah dipilihnya untuk menerima tugas baru tersebut, dan sembari membisikan kata “...mengheningkan cipta...”, dua Biru dan Gerhana yang kecewa segera beranjak dan bersiap melakukan aksi kudeta kepemimpinan perguruan.

Ketika dalam perjalanan menuju ke tempat latihan jurus terakhir, Cempaka sang guru, Dara, dan Angin tiba-tiba saja diserang dari belakang oleh Biru dan Gerhana. Penyergapan ini bertujuan untuk merebut tongkat emas yang telah melegenda karena kekuatannya, tetapi dengan pengorbanan yang tidak sia-sia akhirnya Cempaka merelakan dirinya menjadi tumbal dan berhasil membuat Dara serta Angin meloloskan diri.

Perjalanan Dara dan Angin tidak semata-mata untuk menyelamatkan nyawanya dari ancaman pembunuhan oleh Biru dan Gerhana, tetapi juga untuk mencari pendekar Naga Putih guna mempelajari ilmu pamungkas perguruan silat Tongkat Emas, yakni Ilmu Tongkat Emas Melingkar Bumi. Untung tak dapat diraih serta malang tak dapat ditolak, dalam upaya pencarian, Angin tewas dibunuh oleh Biru dan Dara mendapat kabar bahwa pendekar Naga Putih telah lama tiada. Sejenak Dara terhempas karena putus asa, sekelebat pula ia berbalik semangat ketika mengetahui Elang yang sejak semula hadir sebagai penyelamatnya dari usaha pembunuhan adalah buah hati dari pendekar Naga Putih dan Cempaka, yang juga menguasai dan dapat mengajarkannya ilmu Tongkat Emas Melingkar Bumi kepadanya.

Dara dan Elang lalu berlatih dengan melewati serangkaian perpaduan jiwa dan raga yang khas dalam ritual bela diri ala Tongkat Emas. Setelah difusi ilmu selesai keduanya berangkat menemui Biru dan Gerhana yang untuk meminta pertanggungjawabannya atas pengkhianatannya kepada dirinya, gurunya, dan juga kepada dunia persilatan.

Pertarungan seru mengisi duel antara Dara dan Gerhana juga antara Elang dengan Biru. Masing-masing mengeluarkan kemampuan yang telah bertahun-tahun dipelajarinya. Satu guru, satu perguruan, dan satu ilmu membuat duel terlihat sengit, karena sama-sama dapat saling membaca serangan, tangkisan, dan perdiksi reaksi yang akan diperlihatkan oleh masing-masing lawan. Gerhana menjadi korban yang jatuh pertama dalam pertarungan ini, dan membuat Biru menjadi semakin marah hingga mencabut sebatang pohon yang digunakannya sebagai tongkat untuk menyerang Biru dan Elang. Dengan menggunakan jurus pamungkas Tongkat Emas Melingkar Bumi akhirnya Biru dapat dikalahkan dengan satu serangan saja, biru terjatuh dan kisahnya berhenti di ujung tongkat emas.

Anak Biru dan Gerhana tinggalah seorang yatim piatu, diasuhlah ia sebagai satu-satunya murid dalam perguruan silat Tongkat Emas. Elang yang telah terikat oleh janji terpaksa meninggalkan Dara seorang diri yang saat itu menjadi sebagai guru di perguruan yang baru saja dijalankannya. Samar-sama Dara melihat kemampuan si murid tunggal meningkat, si murid senantiasa berlatih tanpa mengenal lelah dan waktu. Hingga disadarinya bahwa si murid merupakan cahaya yang dapat meneruskan perguruan silat itu suatu saat nanti, juga disadarinya akan hal yang sama yang pernah dilakukannya kepada orang tua si murid dapat menimpa dirinya suatu saat nanti. Tanpa daya untuk menolak ia tetap membiarkan cahaya ancaman itu tetap ada bersamanya.

Selanjutnya apa yang terjadi? Andalah tentunya yang lebih layak menjawabnya dengan menyaksikan secara langsung filmnya di masa liburan ini.


Sayang Kalau Disimpan Saja


Sabtu, 20 Desember 2014

Perawan Itu Bohai, Janda Itu Aduhai



Tadi pagi sekitar pukul 08.40 WIB, saya menumpang mobil angkot 03 jurusan Bubulak-Baranangsiang, dari stasiun besar (kereta) Bogor untuk menuju ke Laladon, saya menghentikan laju mobil ini lalu naik duduk di dalamnya pada areal Jembatan Merah. Tidak berapa lama setelah saya duduk, tiba-tiba masuklah 6 orang penumpang yang terdiri dari seorang laki-laki dan lima orang perempuan, terlihat mereka adalah sebuah keluarga. Di dalam mobil saya duduk bersebelahan dengan sang ayah juga sang ibu. Satu orang anak digendong ibunya karena masih bayi, sementara tiga lainnya duduk tepat di depanku.

Sejenak saya menikmati alunan lagu yang dinyanyikan tiga orang anak itu, yang nampaknya di hari libur ini mereka sedang mengadakan rekreasi keluarga. Hingga tiba-tiba saya menyadari keanehan dengan lirik lagu yang menurut saya tidak sesuai dengan kondisi fisik dan psikis si anak. Dengan perkiraan usia 5-6 tahun mereka riang menyanyikan lagu “... Perawan itu Bohai, Janda itu Aduhai ...”.

Sejurus saya melihat sembari menyerngitkan alis, sebagai bentuk simbol belum percayanya saya atas apa yang saya dengar dari mulut anak seusia mereka. Pandangan saya dan ketiga bocah cilik bersaudara itu bertemu, dan tiba-tiba saja lagu itu berhenti di lirik terakhir. Nampaknya mereka baru sadar bahwa lirik yang mereka nyanyikan mendapat resistensi dari lingkungan tempat mereka berada.

Saya pun berharap, ketiga anak itu dapat memilih lagu-lagu dalam mengisi hari-hari pertumbuhan kedewasaan mereka. Karena sepengetahuan saya, banyak lagu-lagu yang liriknya mengandung pesan yang bila konsumsi oleh kalangan yang tidak sesuai dengan umurnya, maka akan mempengaruhi pemikiran dan perilaku mereka sehari-hari. Hasilnya dapat ditebak, mereka akan selalu berpikir akan hal tersebut dan menjadi lebih cepat dewasa, semakin cepat menuntut hal-hal yang diberikan kepada orang dewasa. Dengan kondisi biologis, sosiologis, juga psikologis mereka yang tidak siap manakala terjun ke dalam hal tersebut maka mereka akan menghadapi masalah sulit untuk mereka dapat pecahkan secara bijak, sehingga bukanlah hal indah masa dewasa yang mereka peroleh tetapi penderitaan sebagaimana yang selalu ditayangkan dalam sinetron-sinetron cinta-cintaan kejar tayang setiap sore dan malam hari di layar televisi.

Hal yang membuatku trenyuh, orang tua dari ketiga anak tadi bertingkah membiarkan, entah karena tidak tahu hakekat lagu-lagu itu, atau mungkin pula karena tidak mau tahu akan hal tersebut. Kembali saya sadari, Nusantara ini sedang menghadapi gempuran sumberdaya manusia, akan jadi apa generasi ini 10 tahun yang akan datang..! Hanya waktu yang dapat menjawabnya.

Selasa, 16 Desember 2014

Rahasia Pikiran: Bagian 1

Ilustrasi: Pikiran yang Tenang


 
Lama sudah pikiran menarik minat banyak pemikir. Dengan berpikir maka sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada, sesuatu yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin, sesuatu yang tadinya "tidak" lalu berubah menjadi "iya". Pengendalian pikiran itu seperti layang-layang yang terbang bebas kemanapun dikehendaki, ia berada dalam kepada setiap makhluk, dikendalikan oleh si Empu. Pengendalian pikiran pula dapat diumpamakan seperti mengendalikan kerbau bagi petani di sawah, yang dapat diajak untuk menghasilkan hal-hal yang berguna. Ia akan berubah menjadi api yang membakar rumah juga diri ketika ia tidak bisa dikendalikan. Pikiran dapat datang selekas ia menghilang.

Pikiran dapat menerobos hal-hal yang belum terjadi secara empiris, tentunya dengan mempertimbangkan hal-hal yang memungkinkan sesuatu itu dapat terjadi. Juga pikiran dapat menembus batas waktu masa lampau, dengan menarik garis lurus sederetan peristiwa, menyana ke ruang yang tidak teridentifikasi. Pikiran dapat dikenali seperti halnya laptop yang dapat mengidentifikasi sinyal wifi di mana ia berada. Jika mau sadar, sebenarnya pikiran dapat mengakses informasi selayaknya hacker hebat yang dapat mengakses data komputer, dari manapun lokasinya berada, pada waktu kapanpun. Hal ini tentunya bisa dilakukan setelah melewati  latihan. Pikiran yang besar dalam diri seseorang dapat meredupsi pikiran diri orang lain yang lebih kecil, keadaan ini lebih disebabkan oleh kuat dan lemahnya pancaran pikiran yang dimiliki, sesuai hukum alam, yang kuat akan mengsubordinasi yang lemah.

Pikiran dapat menjadi sarana menyampaikan pesan, lakukan saja percobaan sederhana, pikirkan lirik lagu tertentu, terus ulang-ulang dalam kepala, untuk orang-orang yang pikirannya sensitif, pesan tersebut dapat masuk ke kepalanya, dan secara tidak sadar, orang itu akan menyanyikan lirik lagu yang kita pikirkan tadi. Pikiran dapat pula diketahui dari mempelajari benda-benda yang dimiliknya, dapat pula mengamati perilaku, cara berpakaian, berbicara, responnya terhadap orang-orang di sekelilingnya, serta sikap orang atau lingkungan sekitar terhadapnya. Oleh beberapa orang, pikiran itu ada kalau diri menjadi sadar, dengan kesadaran pikiran menjadi aktif.

Pikiran yang aneh itu selalu memberi jalan keluar. Ketika mendapatkan masalah, dengan berpikir, berpikir, dan berpikir lagi, tiba-tiba saja solusi terangkai dengan indah layaknya jembatan yang siap mengarahkan diri kepada penyelesaian persoalan. Pikiranlah yang mempengaruhi perasaan. Perasaan benci atau suka, itu terbentuk dari konstruksi pikiran terhadap sesuatu. Pikiran tidak hanya berjalan saat manusia sadar, tetapi juga jalan saat manusia tidur, bahkan sekarat sekalipun. Pikiran alam sadar yang mengatur aktivitas yang dikehendaki manusia, sedangkan pikiran alam bawah sadar mengendalikan diri pada apa yang bukan menjadi otoritas pikiran secara sadar.

Karo (diri) manusia sangat dipengaruhi oleh pikiran, pikiran serupa dengan program pada komputer, dengan programnya maka komputer mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu, dan jika komputer terinveksi virus maka ia akan rusak. Begitu halnya dengan manusia, kondisinya akan baik bila senantiasa mendapat asupan informasi yang sehat. Berbalik sakit bila informasi yang diterimanya rusak. Informasi yang menjadi bahan pencernaan pikiran tidak selamanya diketahui secara sadar, ada pula pesan-pesan rahasia yang kemudian masuk ke dalam kepala manusia. Hanya kemauan, pengalaman, dan pengetahuan yang dapat membuat manusia dapat menyadari dan mengenai hal-hal seperti ini. Pikiran dapat membuat manusia menjadi apapun yang ia inginkan. Dengan pikiran, manusia dapat berkomunikasi dengan siapapun termasuk kepada binatang, tumbuhan, dan juga benda-benda alam.

Pikiran itu mistik juga misteri yang mulai terkuak posisi keberadaannya oleh sains modern, semakin diselami, semakin dalam dirasa, semakin dinikmati.

IPB Dramaga, 16 Desember 2014
Disela waktu membuat tugas mata kuliah Keluarga dan Komunitas Pedesaan, tugas terakhir, mata kuliah terakhir, di sesi teori.

Baca Juga