Sabtu, 11 Juni 2016

Just Write



Migrasi dapat diartikan sebagai jalan yang disengaja untuk menjadi solusi atas masalah pemenuhan kebutuhan yang tidak didapatkan di daerah asalnya. Migrasi dapat digolongkan berdasarkan waktu, jarak, wilayah, intensitas, serta hal lainnya. Pembedaan-pembedaan atas dasar tertentu menjadi berguna dalam menjelaskan kasus dan karakteristik tertentu. Berbicara migrasi akan menjadi lebih baik bila turut melibatkan ilmu-ilmu lainnya yang relevan. Pada ilmu sejarah migrasi dapat dijelaskan sejak awal mula diperkirakannya terjadinya migrasi, sejarah pula menyimpan latar dan seting yang membuat migrasi terjadi. Migrasi terjadi secara masif manakala tercipta kondisi tertentu yang berlaku pada sebagian besar masyarakat. Kejadiannya tidak hanya pada aspek ada dan tidak adanya kebutuhan pada daerah asal lalu berkembang menjadi perbedaan nilai lebih antar suatu daerah saja, ia dapat lebih dari itu hingga merembet ke persoalan-persoalan yang lebih kompleks lainnya. Inovasi yang dilakukan oleh ilmuwan di daratan Eropa tidak dapat disangkal memberikan perubahan pada cara produksi manusia yang tadinya berorientasi pada usaha pertanian lalu berpindah pada usaha industri pada hampir dalam segala bidang. Manusia yang tadinya menitik beratkan volume tenaga kerja pada upaya penanaman tanaman pangan kemudian berubah, berbagi dengan sektor lain yang muncul belakangan di wilayah perkotaan. Kondisi desa yang biasa saja dan bayangan pengusaha yang sukses cukup menjadi push pull factor yang menggiring orang desa pergi bekerja di kota. Perpindahan ini tidak hanya sebatas pada reposisi ruang kerja saja tetapi melingkupi hal-hal mendasar yang dijalankan sehari-hari manakala seseorang berada di desa. Budaya masyarakat desa yang agraris menadi kontras tersaji pada masyarakat kota yang industrialis, begitu pula sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar