Kemarin (29 Januari 2014), Richard C. Adkerson mendatangi kantor Kementrian perindustrian MS
Hidayat dan Kementrian keuangan Chatib Basri di Jakarta. Kedatangan tamu luar
biasa ini berlangsung antara pukul 14.00 – 16.00 WIB dan pukul 18.30 WIB.
Maksud yang dibawa oleh CEO Freeport-McMoRan Copper & Gold [induk perusahaan PT Freeport Indonesia], bukanlah untuk memberi bantuan bagi korban Gunung
Sinabung, penanganan banjir di Jakarta, atau menambah armada Transjakarta,
tetapi untuk curhat mengenai mahalnya biaya pembuatan smelter yang ditaksirnya
sebesar Rp. 24,3 Trilyun, juga meminta keringanan bea eskpor ore. Aneh rasanya,
perusahaan emas terbesar di Dunia ini, yang telah puluhan tahun mengeruk
kekayaan di punggung tanah Papua, mengeluh. Hal ini mengundang cibiran dari Menteri
ESDM Jero Wacik “Masak sekian
tahun tidak punya duit? Miskin amat”, sesaat dari gedung DPR RI.
Bagi saya, Adkerson menimbulkan tanda tanya besar. Karena kehadirannya
membawa dan memperjuangkan kepentingan perusahaannya melawan kepentingan 237
Juta penduduk Indonesia. Perusahaan ini akan mati-matian berusaha agar Freeport
dapat mengeruk keuntungan, bagaimanapun caranya. Saya memiliki kekhawatiran,
Indonesia akan dilanda bencana besar, huru-hara, skandal pejabat negara akan
disiarkan entah oleh siapa yang memulainya nanti, bila pemerintah tidak
menurut.
Pesan saya kepada pemerintah, hati-hatilah. Jangan sampai kalian
termakan oleh bujuk rayu atau lari dari ancaman mereka, tetaplah konsisten
mengurangi dominasi penjajah Mineral ini.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar