Selasa, 16 Desember 2014

Rahasia Pikiran: Bagian 1

Ilustrasi: Pikiran yang Tenang


 
Lama sudah pikiran menarik minat banyak pemikir. Dengan berpikir maka sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada, sesuatu yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin, sesuatu yang tadinya "tidak" lalu berubah menjadi "iya". Pengendalian pikiran itu seperti layang-layang yang terbang bebas kemanapun dikehendaki, ia berada dalam kepada setiap makhluk, dikendalikan oleh si Empu. Pengendalian pikiran pula dapat diumpamakan seperti mengendalikan kerbau bagi petani di sawah, yang dapat diajak untuk menghasilkan hal-hal yang berguna. Ia akan berubah menjadi api yang membakar rumah juga diri ketika ia tidak bisa dikendalikan. Pikiran dapat datang selekas ia menghilang.

Pikiran dapat menerobos hal-hal yang belum terjadi secara empiris, tentunya dengan mempertimbangkan hal-hal yang memungkinkan sesuatu itu dapat terjadi. Juga pikiran dapat menembus batas waktu masa lampau, dengan menarik garis lurus sederetan peristiwa, menyana ke ruang yang tidak teridentifikasi. Pikiran dapat dikenali seperti halnya laptop yang dapat mengidentifikasi sinyal wifi di mana ia berada. Jika mau sadar, sebenarnya pikiran dapat mengakses informasi selayaknya hacker hebat yang dapat mengakses data komputer, dari manapun lokasinya berada, pada waktu kapanpun. Hal ini tentunya bisa dilakukan setelah melewati  latihan. Pikiran yang besar dalam diri seseorang dapat meredupsi pikiran diri orang lain yang lebih kecil, keadaan ini lebih disebabkan oleh kuat dan lemahnya pancaran pikiran yang dimiliki, sesuai hukum alam, yang kuat akan mengsubordinasi yang lemah.

Pikiran dapat menjadi sarana menyampaikan pesan, lakukan saja percobaan sederhana, pikirkan lirik lagu tertentu, terus ulang-ulang dalam kepala, untuk orang-orang yang pikirannya sensitif, pesan tersebut dapat masuk ke kepalanya, dan secara tidak sadar, orang itu akan menyanyikan lirik lagu yang kita pikirkan tadi. Pikiran dapat pula diketahui dari mempelajari benda-benda yang dimiliknya, dapat pula mengamati perilaku, cara berpakaian, berbicara, responnya terhadap orang-orang di sekelilingnya, serta sikap orang atau lingkungan sekitar terhadapnya. Oleh beberapa orang, pikiran itu ada kalau diri menjadi sadar, dengan kesadaran pikiran menjadi aktif.

Pikiran yang aneh itu selalu memberi jalan keluar. Ketika mendapatkan masalah, dengan berpikir, berpikir, dan berpikir lagi, tiba-tiba saja solusi terangkai dengan indah layaknya jembatan yang siap mengarahkan diri kepada penyelesaian persoalan. Pikiranlah yang mempengaruhi perasaan. Perasaan benci atau suka, itu terbentuk dari konstruksi pikiran terhadap sesuatu. Pikiran tidak hanya berjalan saat manusia sadar, tetapi juga jalan saat manusia tidur, bahkan sekarat sekalipun. Pikiran alam sadar yang mengatur aktivitas yang dikehendaki manusia, sedangkan pikiran alam bawah sadar mengendalikan diri pada apa yang bukan menjadi otoritas pikiran secara sadar.

Karo (diri) manusia sangat dipengaruhi oleh pikiran, pikiran serupa dengan program pada komputer, dengan programnya maka komputer mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu, dan jika komputer terinveksi virus maka ia akan rusak. Begitu halnya dengan manusia, kondisinya akan baik bila senantiasa mendapat asupan informasi yang sehat. Berbalik sakit bila informasi yang diterimanya rusak. Informasi yang menjadi bahan pencernaan pikiran tidak selamanya diketahui secara sadar, ada pula pesan-pesan rahasia yang kemudian masuk ke dalam kepala manusia. Hanya kemauan, pengalaman, dan pengetahuan yang dapat membuat manusia dapat menyadari dan mengenai hal-hal seperti ini. Pikiran dapat membuat manusia menjadi apapun yang ia inginkan. Dengan pikiran, manusia dapat berkomunikasi dengan siapapun termasuk kepada binatang, tumbuhan, dan juga benda-benda alam.

Pikiran itu mistik juga misteri yang mulai terkuak posisi keberadaannya oleh sains modern, semakin diselami, semakin dalam dirasa, semakin dinikmati.

IPB Dramaga, 16 Desember 2014
Disela waktu membuat tugas mata kuliah Keluarga dan Komunitas Pedesaan, tugas terakhir, mata kuliah terakhir, di sesi teori.

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar